empat perlindungan data sensitif seperti kode peluncuran nuklir.
"Ini adalah serangan 'spear phishing' terhadap jaringan yang tidak
terklasifikasi. Jenis serangan ini sering terjadi dan kami memiliki
langkah-langkah pencegahan," kata seorang pejabat Gedung Putih yang tak
disebutkan namanya, seperti dikutip detikcom dari dailymail.co.uk,
Selasa (2/10/2012).
Spear Phishing adalah bentuk umum peretasan
dimana seorang hacker akan mengirim email ke suatu sasaran, dan berharap
penerima mengklik link download lampiran di dalam email itu untuk
memungkinkan perangkat lunak berbahaya menyusup ke komputer penerima.
"Dalam hal ini serangan itu dapat diidentifikasi, karena sistem
diisolasi dan tidak ada indikasi apapun yang terjadi pada data (rahasia)
secara berlangsung. Selain itu, tidak pernah ada dampak atau percobaan
pelanggaran dari setiap sistem rahasia ini," tuturnya.
Kasus serang
hacker ini pertamakali dipublikasikan pada Minggu (30/9) oleh sebuah
surat kabar yang kritis terhadap pemerintahan Obama, The Washington Free
Beacon. Surat kabar itu menulis bahwa hacker itu terkait dengan
Pemerintah Cina.
Serangan hacker serupa yang sebelumnya terjadi
pada bulan September itu disebut sebagai contoh lain dari kegagalan
pemerintahan Obama untuk menekan Cina atas serangan cyber terus-menerus
terjadi.
Menanggapi artikel tersebut, seorang pejabat Gedung Putih
yang tidak disebutkan namanya menjelaskan bahwa sementara percobaan
peretas itu memang terjadi, tetapi tidak menyebabkan kerusakan apapun
karena sistem yang ditargetkan tidak mengandung data sensitif.
Setelah langkah-langkah yang diambil --dan tidak jelas apakah dalam
kasus ini--jaringan atau lampiran yang mereka siapkan memungkinkan
mendownload perangkat lunak berbahaya yang juga dikenal sebagai malware.
Meskipun tendensi politik atas laporan surat kabar Free Beacon itu
jelas, analisa ini dapat dibenarkan bahwa ini bukan pertama kalinya
hacker Cina masuk ke dalam (sistem) komunikasi Gedung Putih.
The New
York Times sebelumnya juga melaporkan bahwa pada bulan Juni 2011,
pejabat Google dan FBI menegaskan bahwa jangkauan serangan 'spear
phishing' telah terjadi setelah peretas mengarahkan malware terhadap
akun Gmail pribadi sejumlah staf Gedung Putih yang tidak diketahui.
Sementara FBI tidak pernah merilis nama, atau bahkan jumlah jumlah staf
yang diduga menjadi sasaran dalam serangan itu. Meski dalam hacking
terbaru ini, bagaimanapun target itu jauh lebih jelas dan terfokus hanya
pada Kantor Militer Gedung Putih.
Kantor Militer sendiri diketahui
bertanggung jawab mengatur perjalanan Presiden, mengkoordinasikan
panggilan konferensi antar kantor pejabat tinggi pemerintah, dan
terutama keamanan yang disebut 'sepakbola nuklir', yaitu sebutan untuk
perangkat yang berisi dan mengendalikan semua kode peluncuran nuklir.
Presiden Obama pernah menulis dalam Wall Street Journal tahun lalu untuk mendorong upaya lebih baik dalam keamanan digital.
"Sejauh ini, belum ada yang berhasil secara serius merusak atau
mengganggu jaringan penting infrastruktur kami (Amerika). Tapi
pemerintah asing, sindikat kriminal dan individu tunggal sedang
menyelidiki keuangan, energi dan sistem keamanan publik setiap hari,
"tulis Obama. (detik.com/2/10/12)